Wednesday, January 9, 2013

Pengambilan Keputusan Legal Etis Keperawatan



 PENGAMBILAN KEPUTUSAN LEGAL ETIS

Pengambilan keputusan legal etik adalah cara mengambil keputusan dari suatu permasalahan yang disesuaikan dengan keabsahan suatu tata cara pengambilan keputusan baik secara umum ataupun secara khusus.

TEORI DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN
1.      Teori Teleologi
2.      Teori Deontologi

TELEOLOGI
            Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan.
            Teleologi dibedakan menjadi :
1.      Rule Utilitarianisme
2.      Act Utilitarianisme

DEONTOLOGI
            Deontologi berprinsip pada aksi atau tindakan, perhatian difokuskan pada tindakan melakukan tanggung jawab moral yang dapat menjadi penentu apakah suatu tidakan benar atau salah.

Pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan yang melibatkan berbagai komponen yang harus dipertimbangkan secara matang oleh perawat , terutama yang terkait dengan permasalahan pada tatanan klinik. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan praktik keperawatan yang semakin kompleks, adanya tuntutan efisiensi layanan kesehatan ditengah situasi yang selalu berubah, serta perkembangan budaya yang ada menyebabkan tugas pengambilan keputusan menjadi lebih berat. Dampak dari pengambilan keputusan yang tepat akan dibayar dengan harga yang tinggi baik untuk individu yang memutuskan maupun institusi individu tersebut bekerja.

Dalam Sumijatun(2009), dikatakan bahwa pembuatan keputusan selalu dihubungkan dengan suatu masalah atau suatu kesulitan, dalam arti keputusan dan penerapannya diharapkan akan menjawab persoalan atau menyelesaikan konflik. Pendapat Kepner dan George tentang pengambilan keputusan adalah “A decision is always choice between various ways of getting a particular thing done on end accomplished”.  Pengambilan keputusan adalah suatu rangkaian kegiatan memilih alternatif atau kemungkinan.
Pengambilan keputusa dalam keperawatan diaplikasikan dengan cara membangun model dari beberapa disiplin ilmu antara lain ekonomi, filosofi, politik, psikologi, sosiologi, budaya, kesehatan, dan ilmu kperawatan itu sendiri.

Berpikir Kritis
Untuk dapat mengambil keputusan yang benar perawat harus dapat menerapkan pola berpikir kritis. Marriner A-Tomey(1996) menyatakan bahwa berpikir kritis  merupakan elemen-elemen yang yang berasal dari dimensi dasar yang memberikan logika umum untuk suatu alasan mengapa kegiatan tersubut dilakukan. Elemen-elemen tersebut meliputi tujuan, pusat masalah atau pertanyaan yang mengarah pada isu yang berkembang, sudut pandang atau kerangka referensi, dimensi empiris, dimensi konsep, asumsi, implikasi dan konsekuensi yang ada, serta kesimpulan.

Analisis Kritis
Analisis kritis merupakan instrumen yang digunakan dalam berpikir kritis dengan mengembangkan beberapa pertanyaan tentang isu yang ada dan validitasnya, karena pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu dalam menganalisis tahap-tahap dalam pengambilan keputusan.
Pertanyaan dalam analisis kritis
1.      Apakah isu tersebut nyata?
2.      Asumsi apa yang paling utama?
3.      Apakah ada bukti nyata yang valid dan dapat dipercaya?
a.       Yang harus dicari
·         Akurasi data
·         Konsistensi
·         Adanya hubungan/keterkaitan
·         Efek dari kasus
·         Masukkan dalam bingkai pertimbangan
·         Identifikasi secara jelas tentang nilai dan perasaan
b.      Apa yang keluar/tampak
·         Bias
·         Apa yang menimbulkan munculnya emosi
·         Tidak konsisten
·         Kontradiksi
·         klise
c.       Apakah ada konflik dengan sistem yang dianut?

Berpikir Logis Dan Kreatif
Hernacki M. dan Bobbi D.P (2001) menyatakan bahwa berpikir logis dan kreatif mempunyai keuntungan-keuntungan seperti memaksimalkan proses-proses pemecahan masalah secara kreatif, membiarkan otak kanan bekerja pada situasi-situasi yang menantang, memahami peran paradigma pribadi dalam proses-proses kreatif, mempelajari bagaimana curah-gagasan(brain Storming) dapat memberikan pemecahan inovatif bagi berbagai masalah, dan menemukan keberhasilan dalam “berpikir tentang hasil(outcome thinking)”.

Pemecahan Masalah
Marriner A-Tomey (1996), dalam Sumijatun (2009) menyatakan bahwa mekanisme berpikir dari otak manusia telah dikonsepkan dalam dua sisi, sisi kanan adalah intuitif dan konseptualyang digunakan untuk mendorong kreativitas berpikir; sedangkan sisi kiri adalah analisis dan rangkaian-rangkaian.
Hernacki M. dan Bobbi D.P (2001) menyatakan bahwa pemecahan masalah dikenal adanya 7 istilah yang sering digunakan, yakni berpikir vertikal, lateral, kritis, analitis, strategis, berpikir tentang hasil, dan juga berpikir kreatif.

Kedudukan Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan etik merupakan salah satu proses dari pengambilan keputusan, yang didalamnya terdapat ilmu, kedudukan, dan etika. Proses ini mencakup ara pemecahan masalah, situasi dari permasalahan  dan/ dilema yang dapat dicapai. Jadi proses pengambilan keputusan merupakan hal yang sama dan di temukan di berbagai situasi yang bermasalah, dengan demikian situasi sangat bergantung dari norma yang diacu masyarakat seperti etika, interaksi sosial, dan situasional kontekstual.

Prinsip Etik sebagai Panduan Pengambilan Keputusan
Dalam Sumijatun (2009) dikatakan bahwa praktik keperawatan melibatkan interaksi yang kompleks antara nilai individu, sosial dan politik, serta hubungannya dengan masyarakat tertentu. Sebagai dampaknya perawat sering mengalami situasi yang berlawanan dengan hati nuraninya. Meskipun demikian, perawat tetap akan menjaga kewajibannya sebagai pemberi pelayanan yang lebih bersifat kemanusiaan. Dalam membuat keputusan, perawat akan berpegang teguh pada pola pikir rasional serta tanggung jawab moral dengan menetapkan prinsip etik dan hukum yang berlaku.

Model Pengambilan Keputusan Etik
1.      Kozier, dkk(1997)
·         Mengidentifikasi fakta dan situasi spesifik
·         Menerapkan prinsip dan teori etika keperawatan
·         Mengacu kepeda kode etik keperawatan
·         Melihat dan mempertimbangkan kesesuaiannya untuk klien
·         Mengacu pada nilai yang dianut
·         Mempertimbangkan faktor lain seperti nilai, kultur, harapan, komitmen, penggunaan waktu, kurangnya pengalaman, ketidaktahuan atau kecemasan terhadap hukum, dan adanya loyalitas terhadap publik.
2.      Potter dan Perry (2005)
·         Menunjukkan maksud baik, mempunyai anggapan bahwa semua orang mempunyai maksud yang baik untuk menjelaskan masalah yang ada.
·         Mengidentifikasi semua orang penting, menganggap bahwa semua orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan merupakan orang penting dan perlu didengar pendapatnya.
·         Mengumpulkan informasi yang relevan, informasi yang relevan meliputi data tentang pilihan klien, sistem keluarga, diagnosis dan prognosis medis, pertimbangan sosial, dan dukungan lingkungan.
·         Mengidentifikasi prinsip etik yang dianggap penting
·         Mengusulkan tindakan alternatif
·         Melakukan tindakan terpilih

Kode Etik Perawat Indonesia
Keputusan Munas VI PPNI di Bandung, Nomor: 09/MUNAS-VI/PPNI/2000 tentang Kode Etik Keperawatan Indonesia.
Yaitu:
·         Perawat dan Klien
·         Perawat dan Praktik
·         Perawat dan Masyarakat
·         Perawat dan Teman Sejawat
·         Perawat dan Profesi

Prinsip-Prinsip Etik
Menurut Code for Nurses with Interpretive Statement (ANA, 1985), dalam Potter dan Perry(1997) dan juga PPNI (2003) dalam Sumijatun (2009), prinsip-prinsip etik meliputi hal-hal sebagai berikut.
1.      Respek
Perilaku perawat yang menghormati klien dan keluarganya.
2.      Otonomi
Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan membuat keputusan sendiri, meskipun demikian masih terdapat berbagai keterbatasan.
3.      Beneficence (Kemurahan Hati)
4.      Non-malaficence
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk tidak menimbulkan kerugian atau cedera pada kliennya.
5.      Veracity (Kejujuran)
6.      Konfidensialitas(Kerahasiaan)
7.      Fidelity (kesetiaan)
8.      Justice (Keadilan)

Tahap- Tahap Pengambilan Keputusan
1.      Mengidentifikasi masalah.
2.      Mengumpulkan data masalah.
3.      Mengidentifikasi semua pilihan/ alternative
4.      Memikirkan masalah etis secara berkesinambungan.
5.      Membuat keputusan
6.      Melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil evaluasi tindakan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Etis Dalam Praktik Keperawatan
1.      Factor agama dan adat istiadat
2.      Factor sosial
3.      Factor IPTEK
4.      Factor Legislasi dan eputusan yuridis
5.      Factor dana atau keuangan
6.      Factor pekerjaan atau posisi klien atau perawat
7.      Factor kode etik keperawatan


Daftar Pustaka
Sumijatun. 2011. Membudayakan Etika dalam Praktik Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.



No comments:

Post a Comment